Kamis, 06 Januari 2011

Teka-teki Jabal Magnet

ARI Tafsir Rahmat oleh H Oemar Bakry halaman 859, kita kutip informasi Allah SWT dalam Alquran pada Surah Faathir (Pencipta): 41. Sebagai berikut ini; “Sesungguhnya Allah menahan ruang angkasa (langit) dan bumi agar jangan hancur berantakan (lenyap).” Dan di dalam keterangannya menjelaskan kekuatan yang menahan antara satu sama yang lain (benda langit) disebut orang gravitasi, kekuatan gaya tarik menarik.
Siapakah yang menciptakan graviatsi itu? Tiada lain ialah Allah Yang Maha Kuasa.
Selama ini misteri Jabal Magnet di Madinah yang hanya kita baca dan lihat melalui media, syukur Alhamdullilah, kali ini saya bisa langsung menyaksikannya dengan mata kepala sendiri.
Tarikan magnet mulai terasa ketika bus melewati beberapa gunung batu yang terlihat gersang. Laju bus yang kami tumpangi mulai melambat walaupun jalan tidak menanjak. Suara mesin bus semakin terdengar menderu-deru ketika kendaraan itu pas berada di atas jalan yang ditandai garis putih. Supir terlihat menginjak pedal gas dalam-dalam.
Supir mulai menghentikan bus. Ia lalu menetralkan gigi persneling. Secara perlahan bus bergerak mundur walaupun jalan tidak menurun.
Karena melaju mundur, supir tidak lama membiarkan busnya terus melaju. Supir lalu memasukkan lagi gigi persneling dan bus pun melaju meskipun lambat.
Semakin jauh dari jalan yang ditandai garis putih, laju bus kian kencang karena tidak lagi tertarik magnet. Setelah tiba di bundaran, supir membalikkan laju bus dan kembali ke arah Kota Madinah.
Di tempat yang ditandai garis putih, supir kembali menghentikan busnya. Ia memberi tahu kepada seluruh jamaah bahwa ia menetralkan gigi persneling.
Bus mulai bergerak maju walaupun supir tidak memacunya. Laju bus semakin lama semakin kencang dan spidometernya menunjukkan kendaraan itu melaju sampai 110 kilometer per jam. Kecepatan itu diperoleh bus tanpa mendapat bantuan mesin karena gigi berada pada posisi netral. Laju bus tanpa gigi persneling itu berlangsung sepanjang empat kilometer.
Di jalan sepanjang empat kilometer itu bus tertarik magnet. Setelah melewati empat kilometer, supir bus harus memasukkan gigi persneling karena pengaruh magnet sudah melemah.
Majalah Mawaddah terbitan Garuda Indonesia edisi November 2004 (Ir H Bambang Pranggono MBA IAI) memuat artikel mengenai keanehan suatu daerah di Madinah yang dikenal dengan nama Mantheqa Baida. Letaknya di balik gunung Uhud tempat terjadi perang sengit antara pasukan Rasulullah SAW dengan kaum kafir Quraisy, kira-kira setengah jam perjalanan dari Masjid Nabawi.
Wartawan Harian Republika, 9 Maret 2004, menyebut daerah itu dengan Alkhadil. Keganjilan terjadi pada 5 kilometer ruas jalan aspal menjelang masuk ke sana.
Pada pertengahan 1995, sebuah pesawat latih jatuh di daerah itu tanpa dikenal sebabnya. Ada tiga teori, (1) Ilusi. Philip Gibbs dari Universitas California Riverside berteori bahwa fenomena Mantheqa Baida ini hanya ilusi, sesatan penglihatan mata. Jalanan di sana yang terlihat seperti menanjak sebenarnya menurun sehingga dalam keadaan mesin mati, mobil bisa menggelinding ke atas. Bahkan, kalau ada sungai di sana, akan tampak seolah-olah air sungai mengalir ke atas. (2) Skeptis. Penduduk setempat menganggap kejadian itu biasa-biasa saja. Menurut mereka, toh kita tahu bahwa bumi memang memiliki kekuatan jadzaabah (grafitasi).
Justru pada pendatang yang heboh berkunjung di hari libur. Para ilmuan lokal seperti Dr Abdullah bin Abdulhamid, pengajar di Universitas Islam Madinah mengatakan, bahwa fenomena itu tidak perlu dibesar-besarkan. Dia tidak tertarik meneliti lebih lanjut karena takut menjadi musyrik. Lho! (3) Antusias.
Gejala di sana cukup aneh. Mengetahui bahwa mobil bisa bergerak sendiri, tetapi kenyataannya logam lain seperti pisau dan jam tangan tidak tersedot.
Dengan semangat ilmu pengetahuan, fenomena tadi cukup menarik untuk diteliti. Mungkin gunung-gunung batu di sekitar Uhud mengandung sejenis logam dengan karakter magnet tertentu. Ini adalah fenomena magnet yang menantang.
Negara maju sudah menciptakan kendaraan dengan perinsip Maglev, magnetic-levitaton, daya angkat magnetic. Gerbong-gerbong magnetic dan digeser ke ruas berikutnya oleh penggantian hidup mati kumparan listrik. Karena tidak ada gesekan, kereta itu bisa melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kereta api dengan konsep maglev sudah ada di Jepang, Jerman, Prancis, dan kini di Cina. Maglev dengan kecepatan 450 kilometer per jam sudah beroperasi di Shanghai.
Daya tarik-menarik dan tolak-menolak antara pemusatan magnet di dalam gunung batu dan konsentrasi logam di mobil itulah yang membuatnya berjalan menanjak sendiri.
Atau sebaliknya menahan laju mobil, atau membelokkan arah setir. Gejala ini sering terjadi di daerah angker, di tikungan atau hutan tertentu sehingga sering mengakibatkan kecelakaan.
Orang-orang menganggap daerah itu ada penunggunya. Akibatnya, mereka menjadi musyrik dengan memberikan sesajen atau melemparkan rokok. Ironisnya, ketika orang-orang kafir mengenal kekuatan magnet dan memanfaatkan daya itu untuk kereta api super cepat, sebagian dari kita yang katanya muslim, masih terbenam dalam tahayul.
Fenomena ini sebetulnya harus merangsang ilmuan Muslim untuk meneliti Mantheqa Baida dan setiap daerah angker lain, supaya terbongkar penyebab keanehan-keanehan secara ilmiah, mengubahnya menjadi kekuatan yang bermanfaat dan memberantas kepercayaan khurafat dan musyrik yang menyesatkan. Insya Allah.***
Ir Rony Ardiansyah MT IP-U,  Peminat Sains Quran/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR

0 komentar:

Posting Komentar